Kata terucap ketika hati bercakap
Selasa, 18 November 2014
belenggu..
aku terangkap dalam semunya waktu
membisu terkunci mega yang menghalang warna pelangi diri
menghisap nafas kerisauan jiwa
dibaluti angan kegundahan raga
rupa bertopeng bahagia
dibalik jiwa yang menjeritkan tangis pada ruang kosong dalam hati
sejatinya jiwa terjatuh dalam hamparan benak yang tak berujung kepastian
hingga kapan sang takdir mempermainkan perannya ?
sampai kapan sang takdir menarikan kuas kehidupan
yang tak kunjung menampakkan arti hidup sebenarnya
bosan dengan semua kamuflase hidup
kenyatan yang selalu mengambang ..
hidup dalam angan yang mati
lelah mulai melingkupi diri
memakukan harap dalam dinding sanubari
oh .. haruskah terus berdiam bertonggak pada sebuah kata yang disebut kesabaran..
entahlah ..
Selasa, 01 Mei 2012
MAKALAH PENERAPAN KONSEP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LINGKUNGAN HIDUP DI HOUSEKEEPING DEPARTMENT SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG
PENERAPAN
KONSEP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LINGKUNGAN HIDUP DI HOUSEKEEPING DEPARTMENT
SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG
LAPORAN
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
Diajukan untuk memenuhi salah satu
syarat mengikuti Ujian Nasional/Ujian Akhir Sekolah
Tahun
ajaran 2011/2012
Oleh :
Nama : Gina
Mustikatiadi
NIS :
0910100576
Bidang Studi
Keahlian : Seni, Kerajinan dan
Pariwisata
Program Studi
Keahlian : Pariwisata
Kompetensi
Keahlian :
Akomodasi Perhotelan
SMK PLUS YSB SURYALAYA
Desa
Tanjungkerta Kecamatan Pageurageung tlp.(0265)4571-457162
Kabupaten
Tasikmalaya 66158 Fax (0265)246167
Tahun
2011
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH
JUDUL : PENERAPAN
KONSEP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LINGKUNGAN HIDUP DI HOUSEKEEPING DEPARTMENT SAVOY
HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG
PENULIS : GINA
MUSTIKATIADI
NIS
: 0910100576
Telah dipresentasikan pada tanggal
:
Tasikmalaya, November 2011
Pembimbing Ketua
Program Akomodasi
Perhotelan
Anis Sari Patmawati,
A.Md.Par Taufik
Hidayat, S.Pd.I
Mengetahui :
Kepala SMK PLUS YSB SURYALAYA
Drs. Denny H.
Gandasapoetra, MM
NIP. 19590908 1987031 009
LEMBAR PENGESAHAAN PERUSAHAAN
JUDUL : PENERAPAN
KONSEP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LINGKUNGAN HIDUP DI HOUSEKEEPING DEPARTEMENT SAVOY
HOMANN BIDAKARA HOTEL BANDUNG
PENULIS : GINA
MUSTIKATIADI
NIS :
0910100576
Telah dipresentasikan pada tanggal
:
Bandung,
November 2011
Pembimbing,
Cucu Supriyanto
(Trainning Coordinator)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-NYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan program Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini selama tiga bulan,
yaitu dari tanggal 07 Juli 2011 sampai dengan 07 Oktober 2011 di Savoy Homann
Bidakara Hotel Bandung sekaligus menyelesaikan sebagaimana mestinya.
Dengan diadakannya program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) saat ini sangatlah baik dan berguna bagi setiap
siswa/ siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mendapatkan suatu gambaran yang
nyata dalam menjajaki dunia kerja dan menerapkan apa-apa yang telah didapatkan
dari sekolah pada pekerjaan yang digeluti, sehingga bila mereka terjun ke dunia
kerja tidak mendapatkan kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
kerja karena telah dapat menerapkan keahlian profesi yang dimiliki.
Pada dasarnya, tujuan dibuatnya
laporan hasil Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini adalah untuk memenuhi salah
satu syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional/Ujian Akhir Sekolah (SMK) serta
melatih siswa/siswi membiasakan diri untuk membaca dan memahami lingkungan di
luar sekolah.
Dalam pelaksanaan program Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) dan penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Sesepuh
Pondok Pesantren Suryalaya K.H Shohibul Wafa Tajul ‘Arifin (Alm).
2. Bapak
Drs. Denny H. Gandasapoetra, MM selaku Kepala SMK Plus YSB Suryalaya.
3. Ibu
Anis Sari Patmawati, A.Md.Par selaku pembimbing SMK Plus YSB Suryalaya.
4. Bapak
Budi Sasongko selaku Direktur Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung.
5. Bapak
Irfan Mulyawan selaku Executive Assistant
Manager.
6. Bapak
Marcus Susilanto selaku Personal Manager.
7. Bapak
Cucu Suprianto selaku Trainning Manager.
8. Ibu
Herlina selaku selaku Executive
Housekeeper.
9. Bapak
Yayan Hadian, Epan Supriatna selaku Floor
Supervisor.
10. Bapak
Suhana, Hendra Sobari selaku Public Area
Supervisor.
11. Para
roomboy, houseman dan staff administrasi
housekeeping Hotel Savoy Homann
Bidakara Bandung.
12. Orang
tua yang memberikan dorongan dan perhatian untuk kelancaran penulis.
13. Semua
pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dengan
tersusunya laporan ini penulis berharap dapat mengetahui lebih dalam mengenai
dunia usaha/industri terutama dalam bidang perhotelan, serta dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya.
Akhir
kata penulis meminta maaf apabila penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kemajuan bagi penulis.
Tasikmalaya, November
2011
Penulis,
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN SEKOLAH
LEMBAR
PENGESAHAN PERUSAHAAN
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan
Masalah
1.3 Maksud
dan Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.3.1
Maksud Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.3.2 Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.4 Manfaat
Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.5 Metode
dan Tekhnik Pengumpulan Data
1.6 Waktu
Dan Tempat Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.6.1
Waktu Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.6.2 Tempat Pendidikan
Sistem Ganda (PSG)
BAB
II OBJEK PENDIDIKAN SISTEM
GANDA (PSG)
2.1 Sejarah Singkat Savoy Homann
Bidakara Hotel Bandung
2.2
Fasilitas Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
2.2.1 Fasilitas Kamar
2.2.2 Fasilitas Pelayanan Makanan dan
Minuman
2.2.3 Fasilitas Meeting Room
2.2.4
Fasilitas Penunjang Lainnya
2.3
Struktur Organisasi Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
2.4 Struktur Organisasi Housekeeping Savoy Homann Bidakara Bandung
2.5 Klasifikasi Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
2.6 Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Housekeeping
, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Penerapan dan Konsep
3.1.1
Pengertian Housekeeping
3.1.2
Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3.1.3
Pengertian Penerapan
3.1.4
Pengertian Konsep
3.2 Penerapan Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup di Housekeeping Department Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
3.2.1
Penerapan Konsep Kesehatan Kerja di Housekeeping
Department
3.2.2 Penerapan Konsep keselamatan Kerja di Housekeeping Department
3.3 Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Lingkungan Hidup.
3.4 Faktor-Faktor Penyebab Bahaya (Hazard) dan Resiko (Risk) Akibat Bahaya (Hazard)
3.5 Cara Pengendalian Bahaya (Hazard).
3.6 Rambu-Rambu Keselamatan (Safety Sign) di Housekeeping
Department Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung.
BAB
VI PENUTUP
4.1
Simpulan
4.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
tahun 1996, Menteri Tenaga Kerja Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor: PR : 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3). Dimana pada pasal 3 Peraturan Menteri Tenaga tersebut
menjelaskan bahwa setiap perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja sebanyak
lebih dari 100 orang atau lebih dan/atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja seperti, peledakan, kebakaran,
pencemaran, dan penyakit akibat kerja, wajib menerapkan Sistem Manajemen
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
Mengingat
perusahaan-perusahaan berkembang pesat dan SDM yang dibutuhkan semakin tinggi,
maka potensi bahaya dan resiko yang terjadi juga semakin besar salah satunya di
hotel. Di hotel khususnya di bagian housekeeping
department merupakan pekerjaan berat
dan penuh resiko.
Bagi
khalayak umum, konsep kebersihan melalui pengelolaan lingkungan adalah hal
baru, begitu juga proses pekerjaan pembersihan yang mengutamakan aspek keamanan
atau keselamatan kerja (safety environment housekeeping).
Pada
dasarnya (safety environment housekeeping) adalah sistem kerja pembersihan yang
tidak hanya sebatas menjaga kerapihan area atau sekedar mencegah sampah yang
menghalangi pintu dan tangga darurat, tapi lebih daripada itu adalah terjaganya
kewaspadaan bahwa musibah betapa pun tidak diinginkan bisa terjadi kapan saja
dan dimana saja.
Berdasarkan
penelitian, terdapat beberapa manfaat yang memiliki dampak sangat besar dari
pekerjaan housekeeping yang dilakukan
secara sistematis dan profesional. Seperti kita ketahui kecelakaan kerja sekecil
apapun yang terjadi di housekeeping department
yang dialami oleh karyawan berhubungan
dengan berbagai hal, yaitu biaya yang beberapa diantaranya diasosiasikan dengan
perawatan medis dan kehilangan pendapatan, juga berhubungan dengan kelancaran proses
kerja yang berpengaruh dengan produktivitas kerja.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk mengangkat judul:
“PENERAPAN
KONSEP KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LINGKUNGAN HIDUP DI HOUSEKEEPING
DEPARTMENT SAVOY HOMANN BIDAKARA HOTEL
BANDUNG”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian dari housekeeping, kesehatan
dan keselamatan kerja, penerapan dan konsep ?
2. Bagaimana
penerapan konsep kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan hidup di housekeeping
department Savoy Homann Bidakara
Hotel Bandung ?
3. Apa
saja ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan hidup ?
4. Apa
saja faktor-faktor penyebab terjadinya bahaya (hazard) dan apa resiko (risk)
akibat bahaya (hazard) tersebut ?
5. Bagaimana
cara pengendalian dari bahaya (hazard)
?
6. Rambu-rambu
keselamatan (safety sign) apa saja
yang digunakan dalam proses kerja di housekeeping
department Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung ?
1.3
Maksud dan Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.3.1 Maksud Pendidikan Sistem Ganda
(PSG)
Penulis melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda
ini dengan maksud sebagai
berikut:
1. Sebagai
salah satu syarat mengikuti Ujian Akhir Nasional/Ujian Akhir Sekolah (UAN/UAS).
2. Menghasilkan
tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional dan etos kerja yang sesuai
dengan tuntunan lapanagan kerja.
3. Memberikan
pengakuan dan penghargaan terhadap peserta didik dalam pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
4. Untuk
merealisasikan pengetahuan yang didapat dari sekolah dengan pekerjaan yang
sebenarnya dari industri.
5. Memperluas
pandangan dan wawasan penulis terhadap jenis-jenis pekerjaan khususnya di bidang
perhotelan .
1.3.2 Tujuan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
yang telah dilaksanakan oleh siswa/siswi merupakan program keahlian yang
tentunya mempunyai tujuan yang telah
direncanakan dan diharapkan dapat dicapai oleh siswa/siswi.
Adapun tujuan Pendidikan Sistem Ganda
(PSG) ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
memperkokoh link and match antara
dunia usaha/dunia industri dengan dunia pendidikan.
2. Siswa/siswi
mampu mencari alternatif pemecahan masalah mengenai bidang perhotelan di
sekolah khususnya mengenai housekeeping
department dan mendapat jawaban secara
lebih luas dan mendalam di tempat kerja.
3. Membekali
siswa/siswi dengan pengalaman kerja yang sebenarnya di dunia usaha/dunia
industri, sebagai persiapan guna menyesuaikan diri dengan dunia usaha dan
masyarakat nantinya.
4. Siswa/siswi
mampu memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang didapat dari
sekolah dan penerapannya di dunia usaha/dunia industri.
1.4 Manfaat Pendidikan Sistem Ganda
(PSG)
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti
memiliki manfaat, demikian pula dengan kegiatan Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
yang telah selesai dilaksanakan. Adapun manfaat dari kegiatan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) yang telah penulis laksanakan adalah sebagai berikut:
1. Melatih
disiplin, tanggung jawab, inisiatif, kreatifitas, motivasi kerja, kerjasama,
tingkah laku, emosi dan etika.
2. Keahlian
profesional yang diperoleh dari Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dapat meningkatkan
rasa percaya diri, yang selanjutnya akan mendorong untuk meningkatkan keahlian
profesional pada tingkat yang lebih tinggi.
3. Siswa/siswi
dapat mengetahui perhotelan-perhotelan yang berada di Indonesia baik itu
perhotelan milik pemerintah maupun swasta, dalam hal ini Savoy Homann Bidakara
Hotel Bandung.
1.5 Metode dan Tekhnik Pengumpulan Data
Metode yang
dipergunakan dalam penulisan laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini adalah Metode Deskriptif, yaitu tekhnik
penulisan dengan cara mengumpulkan dan menyajikan data sehingga diperoleh suatu
gambaran mengenai penerapan konsep kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan
hidup di housekeeping department.
Untuk tekhnik pengumpulan data dalam
penyusunan laporan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) ini adalah sebagai berikut:
1. Studi
Perpustakaan (library research),
yaitu dengan mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan obyek penelitian
Pendidikan Sistem Ganda yang dilakukan penulis.
2. Studi
Lapangan (field study)
1. Wawancara
(interview), yaitu tanya jawab
langsung dengan pegawai yang bersangkutan
untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
2. Observasi
(observation), yaitu dengan melakukan
pengamatan langsung pada bagian yang bersangkutan dan melakukan
pencatatan-pencatatan yang bersangkutan.
1.6 Waktu
dan Tempat Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
1.6.1 Waktu Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Waktu Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
dilakukan selama tiga bulan, yang dimulai dari tanggal 07 Juli 2011 sampai
dengan 07 Oktober 2011.
Adapun waktu yang sudah ditentukan di
Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung:
a. Morning shift : 07.00-15.00
b. Evening shift : 15.00-23.00
c. Night shift : 23.00-07.00
1.6.2 Tempat Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) ini dilaksanakan di Savoy Homann Bidakra Hotel Bandung.
Jl.
Asia Afrika No. 112, Bandung Phone: (022)
4232244, Fax: (022) 4236187
BAB II
OBJEK
PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)
2.1 Sejarah Singkat Savoy Homan
Bidakara Hotel Bandung
Hotel Savoy Homann
Bandung di bangun sebelum tahun 1888 dengan pemiliknya seorang warga negara
Jerman bernama Mr. A. Homann. Bentuk perusahaanya N.V.Hotel Homann, setelah Mr.
A Homann meninggal, pimpinan perusahaaannya dipegang oleh isterinya.
Setelah Jepang memnyerah tahun 1945, Hotel Saoy Homann Bandung diduduki
oleh tentara sekutu yang kemudian dijadikan sebagai gedung “Roodekruis ‘Rapwi” selama kurang lebih satu tahun dan saat ini
gedung Savoy Homann Bandung dipergunakan sebagai pusat dari segala kegiatan.
Ijin usaha N.V Savoy Homann habis pada bulan September 1971, maka di
muka notaris diadakan penggantian anggaran dasar di bawah nomor: 10 tanggal 06 September 1969 yang mendapatkan
pengesehan dari departement kehakiman RI dan dalam tambahan berita negara RI
tanggal 30 November 1937 nomor 69.
Saat itu Hotel Savoy Homann Bandung merupakan hotel terbesar di Asia
Tenggara dan memperoleh kepercayaan dari pemerintah sebagai tempat
diselenggarakannya beberapa Konferensi Internasional seperti:
1. KAA
(Konferensi Asia Afrika)
2. Konferensi
PATA
3. Koferensi
Islam Asia Tenggara
Pada dekade 1960-1970 beberapa hotel bertaraf internasional mulai
didirikan diJakarta untuk beberapa tenaga intinya hotel-hotel tersebut telah
dipercaya pendidikannya di Hotel Savoy Homann Bandung.
Masa berganti masa, tahun berganti tahun melalui suatu negoisasi yang
cukup lama (1970-1986) akhirnya bapa R.M.Saddak Homann Bandung kepada bapak
H.E.K. Ruchiat direktur utama P.T Panghegar, sehingga akhirnya pemilik Hotel
Savoy Homann Bandung dipegang oleh bapak H.E.K. Ruchiat.
Pada tanggal 14 Oktober 1989 Hotel Savoy Homann Bandung berubah nama
menjadi “Savoy Homann Panghegar Heritage
Hotel” dengan status bintang empat. Namun,
akibat adanya krisis yang berkepanjangan melanda bangsa Indonesia, PT.
Panghegar menjual sahamnya kepada yayasan Bidakara, sehingga namanya pun
berubah menjadi “Savoy Homann Bidakara
Hotel Duaribu Bandung”.
2.2 Fasilitas Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
Demi kelancaran operasional perhotelan
maka diperlukan kebutuhan yang menunjang dan mendukung sistem tenaga kerja dan
sistem manajemennya.
Dibawah ini fasilitas-fasilitas yang ada
di Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung, yaitu sebagai berikut:
2.2.1 Fasilitas Kamar
Jumlah kamar yang dimiliki oleh Savoy
Homann Bidakara Hotel Bandung adalah 186 kamar dengan memiliki beberapa
tipe, diantaranya:
1. 3
Homann Suite
2. 15
Suite Room
3. 41
Executive Room
4. 126
Deluxe Room.
Dengan dilengkapi kamar mandi dengan bath tub, clock radio, tea/coffee maker,
hair dryer, minibar/refrigerator, satelite television, Air Conditioning, stereo
system, adjoining room, free WI-FI, daily newspaper, living room di Homann
Suite, dan balkon di Deluxe Tower Wing, Executive Room, Junior Suite Room dan
Homann Suite Room.
2.2.2 Fasilitas Pelayanan Makanan dan Minuman
Adapun fasilitas makanan dan minuman dan
minuman di Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung, yaitu:
1. Garden Atrium Restaurant.
2. Batavia Bar and Lounge.
3. 24 hours room service.
4. Side Walk Cafe.
5. Cake Shop.
2.2.3 Fasilitas Meeting Room
Adapun fasilitas meeting room di Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung adalah sebagai
berikut:
1. Grand Ballroom,
2. Embassy Room,
3. Emperror Room,
4. Executive Meeting 1, 2, 3, 4,
5. Consulate Room,
6. The Palace Room,
7. Sultan Room,
8. Caesar Room,
9. Executive Room,
10. Orchid Room,
11. Jasmine Room,
12. Bougenville Room.
Fasilitas meeting room dilengkapi dengan
proyektor slide, layar, in-focus, overhead projector, micropon,
TV, hembasan kabel, sound system,
lantai menari, mimbar, pembicara, papan tulis, letak tabel penyebut, video player, pencahayaan, dan laser.
2.2.4
Fasilitas Penunjang Lainnya
1. Bussines Center
2. Drugs Store
3. Save Deposit Box
4. Juns Karaoke
5. Fitness Center and Spa
6. Laundry and Dry Cleaning
7. Penjualan
tiket Mandala Air Lines
8. Out door Swimming Pool
9. ATM
BNI dan Mandiri
10. DKM
Al-Fath
11. 24 hours security service
12. Pick-up service from-to
airport/train station
13. Games Room
14. EDR (Employee Dinning Room).
2.3 Struktur Umum Organisasi Savoy
Homann Bidakara Hotel Bandung
Organisasi secara umum pada dasarnya
sama untuk setiap hotel-hotel, namun fungsi dan kelengkapanya akan tergantung
pada besar kecilnya hotel dan kegiatan dari hotel tersebut.
Organisasi hotel terdiri dari
bagian-bagian yang disebut dengan istilah department,
sedangkan dibawahnya merupakan seksi-seksi yang melengkapi ruang lingkup kegiatan
dari bagian atau department.
Oleh
karena itu, dengan adanya organisasi setiap karyawan akan mengetahui posisi dan
tanggung jawab masing-masing. (Lihat Lampiran 7, 8, 9).
2.4
Struktur Organisasi Housekeeping Department Savoy
Homann Bidakara Hotel Bandung
2.5 Klasifikasi Savoy Homann Bidakara
Hotel Bandung
1. Berdasarkan
Lokasi
Savoy Homann Bidara Hotel Bandung
terletak di jalan Asia Afrika sehingga dapat disebut city hotel. Savoy Homann Bidakara Hotel memiliki letak yang
strategis sehingga mudah dijangkau dari berbagai arah.
2. Berdasarkan
Bintang
Savoy Homann Bidara Hotel Bandung ini
termasuk kategori hotel bintang empat.
3. Berdasarkan
Tamu Menginap
Savoy Homann Bidara Hotel Bandung
menggunakan istilah lain “Tourist Hotel” karena
dari hasil “Room Recapitulation” sebagian tamu menginap untuk kepentingan “Pleasure”.
4. Berdasarkan
Lama Tinggal
Savoy Homann Bidara Hotel Bandung
termasuk “Transit Hotel” dimana tamu
menginap lebih dari dua malam.
5. Berdasarkan
Plan
Savoy Homann Bidara Hotel Bandung
termasuk “European Plan” , yaitu
harga kamar sudah termasuk breakfast satu kali.
2.6 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
1.
Executive
Housekeeper
Bertanggung jawab terhadap kegiatan
operasional housekeeping mengawasi
pekerjaan supervisor dan roomboy meliputi kinerja kebersihan,
kerapihan, keindahan serta kelengkapan kamar hotel.
2.
Asst.
Executive Housekeeper
Bertanggung jawab menggantikan Executive Housekeeper jika dalam keadaan
darurat.
3.
ADM
Bertanggung jawab atas status-status kamar dan
menerima permintaan dari tamu.
4.
Floor
Supervisor
Bertanggung jawab mengawasi kinerja setiap roomboy incharge di setiap floor.
5.
Public
Area Supervisor
Bertanggung jawab mengawasi kinerja dari houseman, gardener, houseman floor dan memelihara seluruh
area yang berada di hotel.
6.
Room
Attendant/ Roomboy
Bertanggung jawab atas pengerjaan dan
pemeliharaan kebersihan, kerapihan dan kenyamanan kamar tamu.
7.
Minibar
Checker
Bertanggung
jawab atas kelengkapan minibar yang ada pada setiap kamar tamu.
1.
Linen
Attendant dan Uniform Attendant
Bertanggung jawab atas pelaksanaan
pembersihan dan penanganan linen-linen hotel dan seragam karyawan hotel.
2.
Guest
Valet
Bertugas mengambil cucian-cucian tamu
dan mengantarkannya kembali bila sudah selesai dicuci.
3.
Houseman
Bertanggung jawab atas pengerjaan dan
pemeliharaan dan juga kebersihan, keindahan serta kerapihan seluruh area hotel.
4.
Pool
Attendant
Bertanggung jawab atas pengerjaan
menjaga dan memelihara kebersihan kolam renang beserta fasilitasnya.
5.
Gardener
Bertanggung jawab dalam menjaga dan memelihara
kelestarian, kebersihan, keindahan, serta pengadaan flower basket dan membuat mini
garden untuk perihal acara-acara
meeting.
BAB
III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Housekeeping, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja, Penerapan dan Konsep
3.1.1 Pengertian Housekeeping
http://adbpolnes03.blogspot.com/2006_09_01_archive.html,
menurut
Richard Sihite. S.SOS dalam bukunya yang berjudul Tata Graha Hotel (2000:/2), SIC Jakarta. menerangkan bahwa:
“Housekeeping adalah salah satu department yang bertugas dan bertanggung jawab atas kebersihan dan
kenyamanan seluruh area di dalam hotel.”
3.1.2 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan
Kerja
1. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
“Keselamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu kondisi terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu
proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta
benda serta gangguan lingkungan.”
2. http://id.shvoong.com/businees-management/human-resources/2185869-definisikeselamatan-
kesehatan-kerja/, menurut Simanjuntak, 1994:
“Keselamatan
Kerja adalah suatu kondisi terbebas dari resiko kecelakaan atau kerusakan atau
dengan resiko yang sangat kecil di bawah
nilai tertentu.”
3.1.3 Pengertian Penerapan
1. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
“Penerapan
adalah suatu perbuatan menerapkan.”
2. http://internetsebagaisumberbelajar.blog.spot.com/2010/10/07/pengertian-penerapan.html,
menurut beberapa ahli berpendapat bahwa:
“Penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatau teori, metode, dan hal lain untuk
menacapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan suatu
kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya.
3.1.4
Pengertian Konsep
“Konsep adalah suatu abstraksi yang
menggambarkan ciri-ciri umum objek,
peristiwa atau fenomena lainnya.”
2. http://id.shvoong.com/writing/2035426-pengertiankonsep/,
Woodruff
(Dalam Amin, 1987), mendefinisikan konsep sebagai berikut:
“a. Produk yang subjektif yang berasal dari
seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui
pengalamannya.
b.
Suatu gagasan /
ide yang relatif sempurna dan bermakna.
c.
Suatu pengertian
tentang suatu objek.”
3.2
Penerapan Konsep Kesehatan dan Keselamatan Kerja Lingkungan Hidup di Housekeeping
Department Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
Dalam melaksanakan tugas Pendidikan
Sistem Ganda (PSG) penulis banyak mengalami pengalaman kerja dimana penulis
bekerja sebagaimana layaknya karyawan. Oleh sebab itu, penulis banyak
mendapatkan pengarahan mengenai penerapan konsep kesehatan dan keselamatan
kerja lingkungan hidup khususnya di housekeeping
department di bagian public area
dan rooms. Adapun penerapan konsep
kesehatan dan keselamatan kerja lingkungan hidup di housekeeping department adalah
sebagai berikut:
3.2.1 Penerapan Konsep Kesehatan Kerja di Housekeeping Department
Penerapan konsep kesehatan kerja di housekeeping department terdiri dari
beberapa hal, yaitu:
1. Infeksi
dan Penyakit
Hindari
kontak langsung dengan darah atau
cairan tubuh lain yang tertinggal di
permukaan bathtub atau pada linen tempat tidur dan linen kamar
mandi. Cairan tubuh tersebut mungkin membawa virus, bakteri dan mikroorganisme
lain yang berpotensi menularkan AIDS, Hepatitis
dan gangguan kesehatan lain.
Cara melindungi diri adalah sebagai
berikut:
a. Lindungi
luka dengan penutup yang tidak tembus air.
b. Gunakan
sarung tangan (hand gloves) pada saat
menangani barang atau membersihkan permukaan objek yang mungkin terkontaminasi.
c. Berhati-hati
dan hindari menyentuh langsung benda-benda seperti pembalut (sanitary towel), tissue paper dan lain – lain yang tidak dibuang oleh tamu
sebagaimana mestinya.
d. Berhati-hati
ketika mengosongkan tempat sampah.
e. Tempatkan
silet cukur yang sudah terpakai, jarum,
pecahan kaca atau keramik di kotak khusus. Jika tidak tersedia gunakan botol
kosong. Jangan menempatkan benda-benda
tajam dalam kantong plastik. Hal ini
dapat membahayakan petugas yang menangani sampah.
f. Apabila
kita secara tidak sengaja kontak langsung antara tubuh kita dengan
cairan tubuh, cuci bagian yang terkena dengan sabun dan air hangat secara merata. Beritahukan kepada
pengawas segera jika kita terkontaminasi barang-barang tersebut.
2. Pakaian
Kerja
Pakaian kerja kita harus memberikan
kesan yang baik kepada para tamu dan tentu nyaman, praktis dan aman digunakan.
Hindari aksesoris dan perhiasan yang dapat menggangu pekerjaan. Gantilah
seragam tiga kali seminggu agar terlihat bersih dan sehat.
3. Menjaga
Kaki
Gunakan sepatu yang nyaman untuk
mengurangi kelelahan kaki. Selain itu, sepatu
juga harus kuat sehingga melindungi kaki dari kejatuhan benda berat.
Cuci kaki kita setiap hari dan pastikan kuku kaki selalu dipotong pendek. Ganti
stocking atau kaos kaki setiap hari.
4. Penampilan
Pria tidak diperkenankan berambut
panjang dan berkumis. Wanita yang berambut panjang harus diikat dan memakai hairnet rapi. Cucilah rambut kita secara
teratur agar rambut selalu nampak segar dan sehat. Gunakan minyak rambut yang
tidak berbau menyengat.
5.
Personal
Hygiene
Jagalah kebersihan dan kesegaran pribadi tubuh kita.
Mandi setiap hari, menggunakan pewangi dan anti-perspiran
untuk melindungi tubuh dari bau.
6. Tangan
Kuku pada jemari kita harus selalu
dibersihkan dan dipotong pendek. Hindari lembut dan nampak apik. Selalu cuci
tangan menggunakan air hangat dan sabun pada
saat sebelum bertugas, setelah istirahat, setelah menggunakan toilet dan setelah menyentuh benda-benda
kotor.
7. Tidak
Menularkan kepada Orang Lain
Apabila kita ingin bersin ataupun batuk
biasakanlah untuk:
a) Tutup
hidung atau mulut kita dengan tissue
paper.
b) Berpalinglah
dari orang yang ada di depan kita atau benda yang ada di depan kita.
c) Setelah
selesai, cucilah tangan kita. Hindari perilaku menjilat tangan, menggigit jari,
memegang hidung, mulut, rambut, atau meludah.
3.2.2
Penerapan Konsep Keselamatan Kerja di Housekeeping
Department
Housekeeping
department bertanggung jawab atas
keamanan dan keselamatan setiap orang di hotel seperti tamu dan seluruh
karyawan. Oleh karena itu, seluruh petugas di bagian housekeeping department pada
level apapun harus turut
menciptakan rasa aman dan lingkungan
yang mendukung. Dengan demikian seluruh karyawan dapat menikmati suasana kerja yang aman dan terbebas
dari kecemasan.
Adapun penerapan konsep keselamatan
kerja di housekeeping department adalah sebagai berikut:
1) Menggunakan
Cleaning Material dan Cleaning Equipment
Berikut
ini beberapa panduan mengenai penggunaan cleaning
material dan cleaning equipment, yaitu:
1. Jangan
sekali-kali mengunakan peralatan yang belum kita penah latih untuk
menggunakannya.
2. Periksa
peralatan sebelum dan sesudah pemakaian.
3. Hindari
kerusakan pada kabel peralatan.
4. Hindari
tersandung kabel atau terkait kabel.
Adapun
cara-cara penggunaan cleaning material dan cleaning equipment, yaitu:
1. Menggunakan
Ember (pail)
·
Jangan mengisi ember terlalu penuh atau
melebihi kapasitas, teutama ketika menampung air panas.
·
Jauhkan ember dari elektrik, pintu masuk
dan pintu keluar.
·
Jangan meninggalkan ember di tangga.
2. Menggunakan Vacuum Cleaner,
Floor Scrubber dan Polisher
·
Hindari mengulurkan kabel dengan posisi
menghalang pintu masuk dan pintu keluar.
·
Kosongkan vacuum
cleaner secara rutin.
·
Gudangkan peralatan secara aman.
·
Jangan mengoperasikan alat dalam kondisi
basah, terutama alat yang tidak difungsikan khusus untuk membersihkan area
basah.
·
Jangan meletakan alat-alat penampung di
area tangga dan lift.
2) Menggunakan
Trolley
a) Pastikan
bahwa trolley mudah didorong, dapat
digerakan dengan leluasa dan rodanya tidak longgar sehingga tidak menimbulkan bunyi.
b) Berilah
pelumas pada roda secara rutin.
c) Jangan
memberi beban yang melebihi kapasitas trolley.
d) Jangan
membuang pecahan kaca atau perabot dalam kantong plastik yang ada di trolley.
e) Hati-hatilah
ketika membuang sampah puntung rokok. Jangan mengosongkan asbak ke dalam
kantong plastik.
3) Menggunakan
Bahan Pembersih
a) Jangan
meletakan bahan pembersih di sembarang tempat, teutama di area yang banyak
digunakan anak-anak bermain dan lalu-lalang.
b) Jangan
sekali-kali mencampur jenis bahan pembersih yang berbeda.
c) Selalu
gunakan bahan pembersih sesuai dengan jenis objek yang dibersihkan.
Ketidakpastian pengguanaan dapat mengakibatkan kerusakan pada objek.
d) Ketika
menggunakan sprayer, pastikan kita
tidak mengarahkan moncong sprayer
menghadap ke arah muka orang lain. Pada bottle sprayer biasanya terdapat arah
penggunaan sprayer.
e) Bersihkan
atau lap barang-barang yang tidak sengaja terkena bahan pembersih.
4) Menata
Bed dengan Aman
a) Ketika
menarik bed, posisikan tubuh kita dalam
kedaan berlutut. Hal ini untuk menghindari sakit punggung.
b) Periksa
semua bagian bed, pastikan kondisi
kuat dan aman.
c) Pastikan
mattress dalam keadaan bersih dan bebas dari noda.
d) Periksalah
baby cot, pastikan dalam kedaan baik
dan tidak ada bagian yang tajam yang dapat membahayakan.
e) Ketika
akan menurunkan atau mengangkat extra bed,
berlututlah.
f) Gudangkan
semua linen dengan aman.
5) Menggunakan
Pakaian Pelindung
Menggunakan
alat pelindung ini diwajibkan bagi semua staff,
tujuanya adalah untuk melindungi diri. Perlengkapan pelindung meliputi:
a) Helmet
/ helm ( pelindung kepala)
Digunakan
untuk melindungi kepala agar tidak kejatuhan benda dari atas, helm digunakan
ketika petugas membersihkan balkon, langit-langit (ceiling) dan dinding.
b) Coat
/ jas pelindung
Diharapkan
dapat melindungi kulit dari tumpahan dan untuk melindungi para pekerja yang
sedang bekerja pada situasi dingin seperti pada ruangan yang dingin.
c) Masker
Dipakai
untuk melindungi diri dari uap yang berasal dari bahan kimia, debu dan asap.
d) Gogless
/ kaca mata debu
Untuk
melindungi mata dari asap debu dan kimia ketika sedang membersihkan daerah yang
sulit dijangkau seperti langit-langit (ceiling)
dan lubang-lubang angin (exaust).
Kaca mata ini juga untuk mencegah jatuhnya debu dan partikel –partikel pada
mata.
e) Hand gloves
/ sarung tangan karet
Dapat
dipakai pada saat menuangkan bahan kimia dengan maksud untuk membersihkan atau
ketika mencampur bahan kimia untuk membersihkan kolam berenang dan toilet
ataupun untuk penanganan material yang tidak mudah bersih.
6) Prosedur
Menangani Kecelakaan
a) Isolasikan
bahaya yang dapat menyebabkan kecelakaan dengan mematikan aliran listrik (jika kecelakaan tersebut ada hubungannya
dengan listrik).
b) Jika
menurut kita, korbannya cukup serius/parah, jangan meninggalkannya sendirian.
Mintalah tolong kepada seseorang untuk menghubungi supervisor atau duty manager.
c) Beritahukan
semua rincian kejadiannya. Ini untuk menghindari salah penanganan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
keamanan dan keselamatan adalah sebagai berikut:
a) Kotak
P3K (First Aid Box) disimpan di reception, porter desk, kantor housekeeper,
kithcen dan di tiap section. Jika persediaan First Aid Box sudah berkurang atau ada
yang hilang segera hubungi duty manager untuk diisi kembali.
b) Daftar
petugas yang telah dilatih P3K (First Aid
Kit) disediakan di reception.
3.3 Ruang Lingkup Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Pada
prinsipnya, ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja mencakup tiga macam
aspek, antara lain sebagai berikut:
a) Pekerja
Para pekerja atau karyawan di suatu
perusahaan harus dijaga dengan baik kesehatannya. Hal tersebut sangat penting
untuk meningkatkan kinerjanya sehingga memperoleh tenaga-tenaga yang produktif
dan profesional. Produktif dan profesional yang meningkat pada gilirannya akan
membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Usaha-saha keselamatan kesehatan kerja,
yaitu:
1. Mengadakan
seleksi dari calon pegawai.
2. Pemeriksaan
kesehatan secara rutin terhadap pegawai.
3. Meningkatkan
kesejahteraan dan mengusahakan suasana serta cara hidup pekerja seoptimal
mungkin.
4. Imunisasi
berkala terhadap penyakit-penyakit khusus.
b) Pekerjaan
Pekerjaan dapat diselesaikan jika
terdapat pekerja, namun para pekerja juga tidak banyak berarti apabila
pekerjaan yang dilaksanakan tidak diperlakukan sesuai dengan aturan aturan atau
prosedur yang telah ditetapkan.
Usaha-usaha dalam pekerjaan mencegah dan
memperkecil resiko adalah sebagai berikut:
1. Mengadakan
pengaturan tata cara kerja, antaralain dengan melakukan penjadwalan yang baik
dan jam kerja rasional serta adanya istirahat berkala diantara jam keeja.
2. Menerapkan
dan mematuhi aturan undang-undang lamanya jam kerja.
3. Menerapkan
rolling kerja (shift/jam kerja)
dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Hasil ini perlu dilakukan untuk
menghindari pekerjaan dari kejenuhan dan kebosanan yang berakibat terjadinya
kecelakaan. Semakin teliti dan halus suatu pekerjaan, makin harus diperpendek
juga lamanya bekerja dan harus diselang dengan waktu istirahat.
c) Tempat
Kerja
Tempat kerja merupakan bagian yang penting dalam
suatu industri atau perusahaan, secara tidak langsung tempat kerja akan
berpengaruh pada kesenangan, kenyamanan dan keselamatan kerja dari para
pekerja. Keadaan atau suasana yang menyenangkan (comportable) dan aman (safe)
akan menimbulkan gairah produktifitas kerja.
Usaha-usaha kesehatan
yang perlu dilakukan terhadap tempat kerja secara umum adalah dengan
menerapkannya hygiene dan sanitasi
secara khusus.
3.4
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Bahaya (Hazard)
dan Resiko (risk) yang diakibatkan Bahaya (hazard)
Di tempat kerja potensi bahaya sangatlah
besar dan resiko yang akan terjadi juga sangatlah tinggi. Berikut ini
faktor-faktor penyebab terjadinya bahaya (hazard)
dan akibatnya, antara lain sebagai berikut:
1) Chemical Hazard (bahaya
kimia) adalah bahaya kimia seperti bahan-bahan kimia yang bentuknya gas, cair
atau padat yang sifatnya beracun (toxic),
iritan, asphysian. Ada juga yang
sifatnya mudah terbakar, mudah meledak, dan lain-lain. Dalam hal ini debu
termasuk bahaya (hazard). Resiko (risk) yang terjadi apabila terkena bahan-bahan tersebut misalnya sesak nafas,
iritasi mata, dan lain-lain.
2) Physical Hazard (bahaya
fisik) adalah bahaya yang mula-mula timbul akibat bising. Dengan kata lain
fungsi pendengaran secara fisiologis dapat terganggu. Pembicaraan atau
instruksi dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas sehingga dapat menimbulkan
kecelakaan kerja. Pembicara terpaksa berteriak-teriak, selain memerlukan tenaga
ekstra juga menimbulkan kebisingan. Kebisingan juga dapat mengganggu tekanan
darah.
3) Biological Hazard adalah
bahaya yang berasal dari microorganisme
seperti jamur, bakteri, serangga. Resiko (risk)
yang ditimbulkan misalnya infeksi parasit dan alegri.
4) Ergonomic Hazard adalah
gangguan kesehatan pada pekerja akibat ketidaksesusaian pekerjaan dengan
pekerja. Misalnya penyakit varises
yang terjadi pada pekerja yang banyak berdiri juga sakit punggung akibat
mengangkat benda berat tidak sesuai dengan prosedur.
5) Mechanical Hazard adalah
bahaya yang biasanya berasal dari benda-benda atau proses yang bergerak.
Misalnya tangan terpotong, tertusuk, tersayat dan tergores.
6) Electrical Hazard
adalah bahaya yang berasal dari arus listrik. Resiko yang ditimbulkan misalnya
tersetrum.
7) Phychological Hazard adalah
bahaya yang terjadi atau bersifat psikis atau kejiwaan seperti pekerjaan yang
tidak sesuai dengan minat dan kemampuan, tanggung jawab yang terlalu berat,
suasana kerja yang monoton. Resiko yang ditimbulkan, yaitu semangat kerja yang
menurun, stress dan lain-lain.
8) Hazard Somatic adalah
bahaya penyakit bawaan yag dipunyai pekerja semenjak sebelum dia kerja.
Misalnya penyakit asma. Kemungkinan penyakit akibat hubungan kerja juga akan
lebih besar terjadi .
3. 5 Cara Pengendalian
Bahaya (Hazard)
Ada beberapa macam cara
pengendalian yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari penyakit akibat
kerja, yaitu:
1) Eliminasi
Eliminasi
merupakan upaya yang dilakukan untuk menghilangkan bahayanya, jadi resikonya
menjadi nol. Dikarenakan bahaya bisa datang dari material, proses dan bisa juga
dari teknologi yang sedang digunakan. Misalnya dengan tidak melakukan hal atau pekerjaan
tersebut sama sekali.
2) Subtisusi
Subtitusi
merupakan upaya yang kedua yang dilakukan apabila upaya pertama tidak dapat
dilakukan, yaitu merupakan upaya yang pengendalian dengan mengganti beberapa potensial hazard (material ataupun
proses) dengan yang mempunyai hazard yang
lebih rendah. Misalnya apabila kita membersihkan toilet bowl dengan bolt side
bisa diganti dengan menggunakan veem
yang hazardnya lebih rendah.
Mengingat bolt side merupakan chemical yang
keras
3) Miniminasi
Miniminasi
merupakan upaya pengendalian yang digunakan apabila material, cara kerja
ataupun proses tidak dapat diganti bisa dilakukan dengan upaya miniminasi atau
dikurangi jumlah penggunaan yang digunakan.
4) Engineering Control
Engineering Control merupakan
pengendalian dengan menghindarkan sumber bahaya di tempat kerja.
5) Administrative Control
Administrative Control merupakan
pengendalian dengan menggunakan peraturan-peraturan seperti, penerapan prosedur
dan instruksi kerja dan memasang rambu-rambu peringatan (safety sign).
6) Personal Protective
Personal Protective merupakan
pengendalian dengan menekankan pada tenaga kerjanya seperti penggunaan alat
pelindung diri. Alat pelindung diri merupakan alat atau sarana yang digunakan
oleh pekerja yang melekat pada tubuh pekerja dengan tujuan untuk melindungi
sebagian atau seluruh tubuh pekerja pada saat melaksanakan pekerjaan dari
kemungkinan terpajang oleh bahaya yang melebihi batas yang diperbolehkan.
Contohnya
gogless , helmet, hand gloves,
pakaian anti bahan kimia, tutup telinga, masker dan lain-lain.
3.6 Rambu-Rambu Keselamatan (Safety Sign) di Housekeeping Department Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung
Rambu-rambu
keselamatan (safety sign) peralatan
yang bermanfaat untuk membantu melindungi kesehatan dan keselamatan karyawan
maupun tamu yang sedang berada di tempat kerja dalam hal ini di hotel.
Rambu-rambu keselamatan yang biasa
digunakan di housekeeping department Savoy
Homann Bidakara Hotel Bandung, yaitu:
1.
Caution
(Perhatian / Waspada ), berupa peringatan akan
bahaya. Contohnya yaitu, CAUTION WET
FLOOR, CLEANING IN PROGRESS, CAUTION MAN AT WORKING.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis
telah laksanakan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja di housekeeping department Savoy Homann Bidakara Hotel Bandung terdapat beberapa manfaat yang memiliki
dampak sangat besar dari pekerjaan housekeeping
yang dilakukan secara sistematis dan profesional.
Namun
Pada dasarnya (safety environment housekeeping) adalah sistem
kerja pembersihan yang tidak hanya sebatas menjaga kerapihan area atau sekedar
mencegah sampah yang menghalangi pintu dan tangga darurat, tapi lebih daripada
itu adalah terjaganya kewaspadaan bahwa musibah betapa pun tidak diinginkan
bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Oleh karena itu menerapkan pelaksanan
konsep kesehatan dan keselamatan kerja sangat diutamakan untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan.
Jadi kesimpulan dari rumusan
masalah dan hasil pembahasan laporan ini adalah:
1.
Pengertian Housekeeping, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Penerapan dan Konsep
1. Pengertian
Housekeeping
Housekeeping
adalah salah satu department yang bertugas dan bertanggung jawab atas kebersihan,kenyamanan,
keindahan maupun kelengkapan seluruh
area di dalam hotel agar karyawan
dan tamu merasa nyaman dan aman berada di dalam hotel.
2. Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan
dan kesehatan kerja adalah suatu kondisi terbebas dari ancaman bahaya yang
mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit,
kerusakan harta benda serta gangguan lingkungan.
3. Pengertian
Penerapan
Penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk
mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan suatu
kelompok atau golongan yang telah terencana
dan tersusun sebelumnya.
4. Pengertian
Konsep
Konsep
adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum objek, peristiwa atau fenomena lainnya.
2. Penerapan Konsep Kesehatan dan
Keselamatan Lingkungan Hidup di Housekeeping Department Savoy Homann Bidakara Hotel
2.1
Penerapan Konsep Kesehatan Lingkungan Hidup di Housekeeping Department
Penerapan konsep kesehatan kerja di housekeeping department terdiri dari
beberapa hal, yaitu:
1. Infeksi
dan Penyakit
2. Pakaian
Kerja
3. Menjaga
Kaki
4. Penampilan
5. Personal Hygiene
6. Tangan
7. Tidak
Menularkan kepada Orang Lain
5.2 Penerapan Konsep Keselamatan Kerja Lingkungan
Hidup di Housekeeping Department
Penerapan konsep keselamatan kerja di housekeeping department terdiri dari beberapa hal, yaitu:
1. Menggunakan
Cleaning Material dan Cleaning Equipment
2. Menggunakan
Trolley
3. Menggunakan
Bahan Pembersih
4. Menata
Bed dengan Aman
5. Menggunakan
Pakaian Pelindung.
6. Prosedur
Menangani Kecelakaan.
4.
Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Pada
prinsipnya, ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja mencakup tiga macam
aspek, yaitu :
1. Pekerja
2. Pekerjaan
3. Tempat
kerja.
5. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya
Bahaya (Hazard) dan Resiko (risk) yang
diakibatkan Bahaya (hazard)
Berikut ini faktor-faktor penyebab
terjadinya bahaya (hazard) dan
akibatnya, antara lain sebagai berikut:
1. Chemical Hazard (bahaya
kimia)
2. Physical Hazard (bahaya
fisik)
3. Biological Hazard
4. Ergonomic Hazard
5. Mechanical Hazard
6. Electrical Hazard
7. Phychological Hazard
8. Hazard Somatic.
5.
Cara Pengendalian Bahaya (Hazard)
Ada beberapa macam cara
pengendalian yang dapat dilakukan agar dapat terhindar dari penyakit akibat
kerja, yaitu:
1. Eliminasi
2. Subtisusi
3. Miniminasi
4. Engineering Control
5. Administrative Control
6. Personal Protective.
6.
Rambu-Rambu Keselamatan (Safety Sign)
di Housekeeping Department Savoy
Homann Bidakara Hotel
Rambu-rambu keselamatan yang
biasa digunakan di housekeeping
department Savoy Homann Bidakara
Hotel Bandung, yaitu:
1.
Caution
(Perhatian / Waspada ) Contohnya yaitu:
CAUTION WET FLOOR, CLEANING IN
PROGRESS, CAUTION MAN AT WORKING.
4.2 Saran
Pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis
untuk memberikan beberapa kepada pihak industri dan pihak sekolah yang
sekiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan guna kemajuan di masa
mendatang.
4.2.1
Saran untuk pihak industri
1. Agar
industri dapat memberikan seorang instruktur khusus pada hari-hari tertentu
untuk memberikan pelajaran teori yang
berhubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan siswa/siswi sehingga siswa/siswi
dapat mengerti dan memahami pekerjaan yang dilaksanakan khususnya di bagian housekeeping department.
2. Room attendant dan houseman agar lebih meningkatkan
penerapan kesehatan, keselamatan kerja lingkungan hidup khususnya dalam
penggunaan chemical.
3. Menambah
jumlah persediaan perlataan dan perlengkapan
khususnya di housekeeping department agar proses kerja lebih
optimal.
4. Lebih
memonitoring anak trainee agar lebih
terpantau kemajuan dan keterampilan selama melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda
5. Lebih
meningkatkan lagi kerjasama antar department
agar tidak terjadi miss comunication.
6. Lebih
meningkatkan lagi kebersihan dan keasrian di area dan room.
7. Lebih
meningkatkan disiplin kerja karyawan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang ada di Savoy Homann Bidakara
Hotel Bandung.
8. Meningkatkan
disiplin waktu agar pelaksanaan kerja di berbagai department dapat lebih teratur dan efisien.
4.2.2 Saran untuk
sekolah
1. Sekolah
agar dapat memantau kegiatan siswa yang sedang melaksanakan Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) secara intensif sehingga segala kesulitan yang timbul dapat
dipecahkan bersama.
2. Pihak
lembaga diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan pihak dunia usaha,
dalam hal ini perhotelan.
Langganan:
Postingan (Atom)